Saya akan bercerita secara singkat tentang tema blog ini.
Hanya menyukai browser terbaru
Saya menggunakan HTML 5 dan banyak yang menggunakan CSS 3. Untuk test, saya menggunakan brower Apple Safari 5, Google Chrome 12, Mozilla Firefox 4, dan Internet Explorer 6
Untuk HTML 5 hanya dengan Internet Explorer 6 yang bermasalah dengan karena elemen HTML 5 tidak dikenali sehingga tidak dimunculkan, saya coba perbaiki sedikit dengan HTML5shiv tapi tetap bermasalah.
Sedangkan untuk CSS 3, saya menggunakan rgba dan transition. Apple Safari 5, Google Chrome 12 dan Mozilla Firefox 4 dapat menampilkan page tanpa masalah. Dan lagi-lagi Internet Explorer 6 bermasalah dengan rgba yang menjadi transparent dan transition yang tidak berjalan. Dan ada diperkirakan Mozilla Firefox versi lama tidak dapat mengenali transition walau sudah menggunakan vendor prefix. Untuk hal ini tidak usah diperbaiki karena mayoritas user sudah menggunakan browser yang update dan lagipula ini hanya blog kecil, tidak website resmi perusahaan.
Saya menyukai rgba karena memberikan kesan transparant dan saling bertumpuk. Transition karena tag ini menyajikan elemen kejutan secara elegan. Yup, saya memang menyukai desain yang simpel, elegan tapi tidak terduga dan penuh fitur.
Turunan dari Wordpress
Saya menggnunakan internet dari provider GSM dengan kuota ketat 1GB. Jika mengedit tema langsung di blogger maka akan sangat tidak efisien dan sangat boros kuota. Lagipula saya lebih akrab dengan Wordpress dan mempunyai Wordpress di localhost. Maka saya membuat tema di Wordpress, lalu dikonversi ke Blogger
Saya menggunakan tema versi HTML (classic) karena lebih bersih, efektif, dan mudah untuk konversi. Contohnya untuk menampilkan post
<Blogger> <$BlogItemBody$> </Blogger>
Ini sama simplenya dengan Wordpress
<?php if (have_posts()) : while (have_posts()) : the_post(); ?> <?php the_content(); ?> <?php endwhile; else: ?> <?php endif; ?>
Pernah saya mencoba men-konversi ke Blogger baru (xml), dan penggunaan tagnya sungguh tidak efektif. Dan ketika terjadi kesalahan, tidak ada debug yang jelas kesalahannya di baris mana. Ini sungguh menyebalkan dan time wasting. karena itu saya menggunakan Blogger classic. Tidak bisa memakai widget? saya tidak butuh itu.
Ketika mendesain post, saya menuliskannya di Wordpress localhost saya. Jika sudah fix maka saya pindah ke blog ini. Tidak ada bedanya karena source-nya sama, yang beda hanya plaformnya.
Turn on JavaScript
Saya adalah fans dari javascript, terlebih jQuery. jQuery menyajikan beragam hal hebat dalam web design. Di blog ini saya menggunakan plugin hoverintent untuk membuat mega drop down menu. saya gunakan untuk meringkas hal pendukung dari blog ini. Pada post terdahulu pun, saya menggunakan plugin masonry yang luar biasa.
jQuery pun sangat berperan dalam menambahkan style ke setiap post karena tag <style> tidak boleh berada di dalam tag <body> (tidak valid) walau akan menciptakan delay. Karena itu saya menggunakan :
jQuery(function ($) { $('<style type="text/css">.sample{color:#fff;}</style>').appendTo("head"); });
Untuk pengguna desktop, mayoritas mengaktifkan javascript tapi tidak dengan pengguna mobile (mayoritas Opera mini dengan no-javascript). Cukup mengecewakan tapi bukankah para pengguna mobile sudah sadar jika perbedaan antara desktop dan mobile sangat berbeda. Itu yang saya rasakan karena saya sangat intens menggunakan mobile browser.
Post dengan desain manual
Semua elemen di dalam post saya tulis sendiri dengan desain yang "semau gue". Saya dari awal memang merancangnya seperti ini karena awalnya saya ingin mengisinya dengan cara yang tidak umum, seperti blog dari Blogger lain. Selain itu jika hanya menulis dan menulis akan cepat membuat bosan. Ya, saya butuh tantangan dalam liburan ini bukan hanya menulis. Jujur, ketika membuat blog, yang paling saya sukai adalah proses mendesainnya. Karena itu saya coba mendesain post. Jika saya ingin post dengan desain standart maka saya sudah mempersiapkannya.
No comment
Biasanya ketika mendesain tema untuk Wordpress, saya mendesain keseluruhan hal, termasuk komentar. Hal-hal yang menyangkut komentar saya sesuaikan agar sesuai dengan tema karena komentar menjadi kesatuan dengan desain. Tapi karena elemen komentar dari Blogger tidak bersahabat dan sangat mengganggu validasi maka saya menanggalkan komentar karena mengganggu desain dan tidak valid. Jika niat membutuhkan panduan, kirim saja e-mail (ada di bagian about). Saya lebih sering mengecek email daripada mengecek komentar yang muncul dan membalas dengan e-mail lebih mudah. E-mail jaya pokoknya.